Pernah terjadi suatu peristiwa dimana Henri Ford dengan kekayaannya dipermasalahkan di pengadilan. Salah satu hal yang disoroti adalah kecerdasan serta keterbatasan pendidikan dan kemampuan Henri Ford. Para penuntut menganggapnya terlalu bodoh,sebagai pelaku bisnis yang bisa diteladani di Amerika, karena ia gagal menjawab tes pengetahuan yang diajukan kepadanya. Orang-orang mentertawakannya. Tanpa merasa terrsinggung, atau sekurang-kurangnya tanpa menunjukkan bahwa dia tersinggung, dengan tenang Henri Ford menjawab,”Mungkin Anda benar bahwa saya memang bodoh. Itulah sebabnya saya memperkerjakan orang-orang yang pintar seperti anda untuk menjadi pembantu saya yang bodoh seperti ini.” Tak jelas apakah memang Henri Ford Bodoh; yang jelas ia bijaksana.
Banyak orang mudah terpancing emosinya gara-gara ucapan orang lain, padahal kata-kata dan ucapan orang lain tidak bisa merusakkan harga diri kita . Kitalah sebenarnya yang merusakkan harga diri kita dengan membiarkan kata-kata dan perbuatan orang lain mengganggu pikiran serta hidup kita. Celakanya, ada yang bahkan menyimpan hal ini hingga bertahun-tahun lamanya, bahkan ada yang membawanya hingga ke liang kubur!
Buat Anda yang mudah merasa terluka, sensitif dan gampang terbangkitkan kemarahan serta kejengkelannya oleh sikap dan kata-kata orang lain, ingatlah prinsip berikut :
“ Jika ucapan itu tidak keluar dari pikiran saya, jika tidak keluar dari mulut saya, jika bukan dari sikap saya, atau jika bukan dari perilaku saya, jelaslah bahwa itu BUKAN SAYA!
Perhatikanlah konteks berikut ini. Misalnya ada atasan, yang karena kesalahan Anda tiba-tiba mengatakan,”Bodoh, Goblok, otak udang”, Perhatikanlah bahwa kata “Bodoh”, “Goblok”, dan “Otak Udang” itu keluar dari pikiran atasan Anda. Itu juga keluar dari mulut atasan Anda, kata-kata itu adalah hasil pikirannya sendiri. Anda samasekali tidak terlibat merumuskan bahwa Anda memang”Bodoh”, “Goblok” dan “Otak Udang”. Artinya hanya atasan Anda yang berkata demikian, tapi itu bukanlah diri Anda yang sebenarnya. Itu hanya pendapat atasan Anda. Itulah opininya. Dan hak dia untuk mengatakan demikian.
Tapi Anda punya hak lain, yakni hak untuk mengatakan bahwa karena itu keluar dari pikiran dan ucapan atasan Anda, Anda berhak menolak apa yang dikatakannya. Itu tidak keluar dari pikiran dan ucapan Anda sendiri, jadi itu BUKAN DIRI ANDA.
Sekarang mari kita coba praktekkan. Misalkan, Anda menyerahkan suatu pekerjaan kepada atasan Anda, lantas hasil kerja itu dilemparkan kepada Anda sambil berkata,” Ini mah sampah!Dasar Otak Sampah!”. Apakah yang harus Anda katakan?
Ingatlah, kata-kata orang lain tidak mungkin melukai Anda jika Anda tidak mengijinkannya. Sesungguhnya, Anda-lah yang memegang kendali atas dampak dari ucapan orang lain pada diri Anda. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa?!
Sesungguhnya Anda ibarat mempunyai suatu selubung yang menjadi perisai. Sebelum peluru-peluru yang berisi makian, kritikan serta hinaan masuk kedalam diri Anda , Anda-lah yang memutuskan apakah makian, kritikan, serta hinaan itu memang benar dan sepantasnya, atau sebaliknya. Karena itu, Anda-lah yang memutuskan apakah itu diterima atau ditolak.
Dengan demikian, jika ada orang yang mengatakan sesuatu yang tidak benar atau tidak tepat ataupun tidak Anda setujui, Anda berhak memutuskan untuk tidak memberikannya ijin masuk ke ruang selubung perisai itu dengan hanya berkata,”NO”.
Bahkan Kalaupun Anda terima, Anda pulalah yang memutuskan apakah itu akan membuat Anda depresi atau tetap biasa-biasa saja.
Jika Anda termasuk yang mudah tersinggung, kesimpulannnya ada tiga. Pertama, Anda terlalu peduli terhadap yang dikatakan orang. Kedua, bisa jadi Anda sendiri sebenarnya tidak mempunyai harga diri yang mantap. Dengan demikian Anda menjadi mudah tersinggung. Ketiga, Anda tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai mana yang tepat dan mana yang tidak tepat.
Setiap kali orang mengatakan sesuatu, misalkan sebuah kritikan, ujilah itu, jika tepat, katakan terima kasih dan mintalah untuk menjelaskan lebih detil kritikannya. Jika ternyata tidak katakan saja dalam hati,”Dia tidak paham. Dan saya tahu dia salah!”Anda tidak perlu membalasnya.
Di masa yang akan datang, sementara orang masih marah, jengkel, kecewa serta larut dalam duka yang dalam karena dikecewakan dan terhina, atau bahkan dendam dengan ucapan orang, Anda sudah melupakan kejadian seperti itu, bangkit serta bergerak mewujudkan hidup, kerja dan cita-cita yang Anda impikan. Betapa menyenangkan mengetahui bahwa hidup Anda ada dalam kendali Anda.
Be emotionally intelligent!!
Trims dan salut untuk buku sumber :
SMART EMOTION - volume 1 : Membangun kecerdasan emosi
Anthony Dio Martin
PT GRAMEDIA Pustaka Utama,2006