2008-06-12

Manusia Optimis versus Manusia Pesimis


Manusia Optimis versus Manusia Pesimis

ORANG OPTIMIS BUKANLAH ORANG YANG KARENA MELIHAT JALAN MULUS DI HADAPANNYA, TETAPI ORANG YANG YAKIN 100% DAN BERANI UNTUK MENGATASI SETIAP TANTANGAN YANG MENGHADANG.

Ada 2 macam manusia dalam menyikapi hidup ini, satu sikap orang yang pesimis dan ke-dua adalah orang yang bersikap optimis.

Tipe pertama orang pesimis, bagi orang pesimis kehidupannya lebih banyak dikuasai oleh pikiran yang negatif, hidup penuh kebimbangan dan keraguan, tidak yakin pada kemampuan diri sendiri, kepercayaan dirinya mudah goyah dan mudah putus asa kalau menemui kesulitan atau kegagalan, selalu mencari alasan dengan menyalahkan keadaan dan orang lain sebagai proteksi untuk membenarkan dirinya sendiri, padahal di dalam dirinya dia tahu bahwa betapa rapuh mentalnya, orang pesimis lebih percaya bahwa sukses hanyalah karena kebetulan, keberuntungan atau nasib semata.

Tentu orang dengan sikap mental pesimis seperti ini, dia telah mengidap penyakit miskin mental, jika mental kita sudah miskin, maka tidak akan mampu menciptakan prestasi yang maksimal dan mana mungkin nasib jelek bisa dirubah menjadi lebih baik.

Tipe ke 2 adalah orang optimis, bagi orang yang memiliki sikap optimis, kehidupannya didominasi oleh pikirannya yang positif, berani mengambil resiko, setiap mengambil keputusan penuh dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang mantap. orang optimis bukanlah karena melihat jalan mulus di hadapannya, tetapi orang yang mempunyai keyakinan 100% dalam melaksanakan apa yang harus diperjuangkan, orang optimis tahu dan sadar bahwa dalam setiap proses perjuangannya pasti akan menghadapi krikiil -krikil kecil ataupun bebatuan besar yang selalu menghadang!

Orang optimis siap dan berani untuk mengatasi masalah atau kesulitan yang merintanginya, Bahkan disaat mengalami kegagalan sekalipun tidak akan membuat dia patah semangat, karena dia tau ada proses pembelajaran disetiap kegagalan yang dia alami.

Tentu orang yang punya sikap mental optimis demikian adalah orang yang memiliki kekayaan mental. dan Hanya orang yang mempunyai kekayaan mental, yang mampu mengubah nasib jelek menjadi lebih baik.

Jika anda, saya dan kita semua secara bersama-sama mampu membangun kekayaan mental dengan berkesinambungan, mampu menjalani hidup ini dengan optimis dan aktif, tentu secara langsung akan berpengaruh pada kehidupan kita pribadi serta kehidupan keluarga, dan dari kehidupan keluarga -keluarga yang semangat, optimis dan aktif akan mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas, yang pada akhirnya akan menjadi kekuatan sinergi sebagai kontributor dalam membangun Indonesia sekaligus mengembalikan jati diri bangsa! Kalau bukan kita yang membangun Indonesia, lalu siapa?

Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso
Sumber: Pembelajar.com

Kisah Keberuntungan: Petani dan Kotoran Lembu


Kisah Keberuntungan: Petani dan Kotoran Lembu

Di sebuah kampung ada dua orang bersaudara yang tidak bisa rukun. Sebenarnya penyebabnya hanya karena kedengkian sang kakak saja, karena si adik tidak pernah melakukan kesalahan yang merugikan kakaknya.

Si adik adalah seorang petani sederhana, namun dia suka menolong kepada teman dan tetangganya sehingga banyak disukai orang. Setiap hari selalu ada orang yang berkunjung sekedar untuk main atau minta bantuan ke dia. Sementara sang kakak meskipun kaya tetapi dia kikir dan pendengki sehingga tidak ada orang yang suka kepadanya. Tidak ada orang yang mau berteman secara tulus dengan dia.

Melihat adiknya selalu disukai orang, si kakak mulai memutar otak agar orang-orang tidak suka datang ke rumahnya.

Akhirnya dia mendapatkan akal. Kebetulan dia mempunyai banyak lembu di peternakannya. Dengan dibantu seorang pekerjanya, setiap subuh dia mengangkut sekeranjang kotoran lembu dan ditaruh di depan pintu rumah adiknya sehingga menimbulkan bau yang sangat tidak enak.

Ketika si adik membuka pintu depan paginya, dia sangat kaget mendapati sekeranjang kotoran lembu yang sangat bau. Sejenak memang dia sempat mikir siapa yang menaruh kotaran lembu ini. Tetapi kemudian dia sudah sibuk menyingkirkan kotoran-kotoran lembu itu dan beberapa jam kemudian tempat itu sudah menjadi bersih lagi.

Namun si kakak tidak pernah berhenti hari itu saja. Setiap pagi sebelum si adik bangun, dia sudah menaruh sekeranjang kotoran lembu di depan pintu rumah adiknya. Dan setiap ke luar rumah pun si adik selalu disibukkan menyingkirkan kotoran lembu itu. Begitu terus berlansung sampai berbulan-bulan.

Suatu sore yang cerah, sang kakak mencoba jalan-jalan melewati depan rumah si adik. Dia ingin tau apakah rumah adiknya masih suka dikunjungi orang atau tidak. Alangkah kagetnya dia ketika melihat banyak orang sedang melakukan sesuatu di halaman rumah adiknya. Ada bertumpuk-tumpuk sayur-sayuran segar yang habis dipanen di sana. Tampaknya mereka orang-orang yang bekerja pada adiknya mengurusi panenan sayur-sayuran tersebut yang siap untuk dijual ke kota.

"Hai adik tolol, bagaimana kamu bisa memiliki sayur-sayuran subur dan segini banyak?" tanya sang kakak dengan nada tidak senang.

"Sejak beberapa bulan yang lalu setiap pagi ada orang baik hati yang selalu mengirimi saya kotoran lembu. Dengan kotoran lembu gratis itulah saya pupuk sayur-sayuran itu sehingga menjadi subur seperti ini, " jawab adiknya yang tidak pernah menaruh curiga bahwa kakaknyalah yang selalu mengirim kotoran lembu namun dengan niat yang berbeda. " Saya tidak tau harus kepada siapa berterima kasih. Tapi saya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kiriman itu sebagai wujud terima kasih saya."

***********************

Bagi orang yang selalu berpikir positif tidak pernah ada hal buruk. Karena selalu ada nilai positif dari setiap hal jika dia mau melihat dari sisi positifnya. Dan dia selalu mendapatkan keuntungan dari sikap dan pikiran positif tersebut. Sementara orang yang selalu memilih melihat dari sudut pandang negatif tidak akan pernah mendaptkan keuntungan apapun meskipun sebenarnya ada patung berlian di depan hidungnya.

Pikiran positif, kelapangan hati, ikhlas dan syukur adalah sikap yang selalu membawa keberuntungan.

 

tag : Pikiran positif, kelapangan hati, ikhlas dan syukur, sikap yang selalu membawa keberuntungan.

Ketika Motivasi Mengalahkan Fisik


Ketika Motivasi Mengalahkan Fisik

"Winning is about heart, not just legs. It's got to be in the right place." (Lance Armstrong)

Pekan ini, saya ingin mengajak Anda semua belajar tentang kekuatan motivasi superdahsyat. Sebuah motivasi yang mampu mematahkan vonis dokter ahli akan ketiadaan harapan. Justru dalam keadaan terpuruk dan seolah-olah tiada pertolongan lagi itulah, dia mampu menciptakan rekor balap sepeda dunia tujuh kali. Itulah Lance Armstrong yang kita bahas kali ini.

Sebelumnya, bayangkan dulu satu skenario ini. Anda sudah menggeluti olahraga sepeda ini sejak usia 13 tahun. Olahraga ini sudah khatam Anda jalani. Saat ini, karir olahraga Anda melejit. Beberapa perusahaan rebutan kontrak sponsorship dengan Anda. Dana mengucur deras ke kantong. Tapi, mendadak Anda harus terpaksa dirawat.

Usai menjalani diagnosis, Anda divonis kena kanker ganas dan sudah menjalar ke paru-paru dan otak Anda. Kata dokter, harapan hidup Anda tinggal 40%. Padahal, Anda baru berusia 25 tahun, usia produktif. Lalu apa yang bakal Anda lakukan? Menyerah, mundur dari olahraga, dan mengutuki Tuhan? Atau justru memacu Anda semakin bersemangat untuk menciptakan momen spektakuler dalam sisa waktu ini?

Nah, Lance Armstrong memilih langkah kedua. Inilah yang menjadikan dirinya manusia super dengan catatan rekor luar biasa. Bagaimana bisa? Kisahnya dimulai pada 1996 saat Lance Armstrong jadi pembalap tenar dan baru saja memenangi kejuaraan dunia balap sepeda. Langsung saja, sebuah kontrak senilai US$2,9 juta diberikan kepadanya dari sponsor Prancis. Namun, pada 2 Oktober 1996, dia diperiksa oleh dokter dan dinyatakan menderika kanker testis yang sudah menjalar hingga ke paru-paru serta otaknya. Kesimpulannya, kankernya ganas, harapan hidupnya tinggal 40%, dan kesehatannya makin menurun. Dia pun disarankan banyak istirahat dan berhenti dari latihan fisik.

Lance Armstrong bukan orang yang patah arang. Dia tetap menjalankan latihannya untuk membuktikan masih banyak yang mampu diraihnya. Dia setia menjalani kemoterapi. Setelah dinyatakan berangsur membaik, Lance Armstrong kembali dengan latihannya, mulai dari latihan sederhananya karena berat badannya turun drastis. Namun belakangan, penurunan berat badan ini menjadi keuntungannya untuk mengikuti turnamen. Akhirnya, saat latihan di trail Blue Rider Mountain, Lance memotivasi dirinya sendiri untuk menciptakan rekor lebih tinggi. Dia meyakini akan sanggup meraihnya.

Intuisinya terbukti pada 1999 saat dia mulai kembali bertanding. Kali ini dalam acara Tour de France yang sangat prestisius. Mula- mula, lajunya lambat dan dia membiarkan orang lain memimpin lebih dulu. Di pertengahan Gunung Alpen, di tengah hujan yang dingin itulah, akhirnya Lance menyalip cepat pembalap yang berada di urutan terdepan. Dan untuk pertama kalinya, dia menjuarai Tour de France. Orang berpikir, inilah tonggak sejarah yang ingin diciptakan oleh Lance Armstrong dan dia akan berhenti setelah itu. Ternyata tidak. Justru karirnya masih terus melaju, bahkan dia memenangi enam kali berturut-turut lomba Tour de France. Lebih dari itu, berbagai penghargaan juga diraihnya, seperti sport personality terbaik.

Faktor kekuatan

Apakah yang bisa kita pelajari dari Lance Armstrong? Ada banyak hal. Pertama, tentunya soal kekuatan motivasi yang mengalahkan kekuatan fisik. Seperti yang terjadi pada Lance Armstrong yang berangsur sembuh berkat motivasinya yang gigih, begitu pula banyak dokter menemukan bahwa pasien dengan motivasi sembuh yang luar biasa akan punya peluang sembuh yang lebih besar. Hal ini juga pernah dilakoni oleh tokoh Bruce Lee yang setelah divonis mengalami keretakan fisik lantaran latihannya yang gila-gilaan, justru semakin termotivasi untuk sembuh. Akhirnya, bisa kembali latihan bahkan dengan skills yang lebih dahsyat. Inilah kekuatan motivasi yang sanggup mengalahkan rintangan fisik.

Kedua, Lance Armstrong mengajari kita untuk tidak perlu meratapi masalah. Tapi, melihat sisi lain dari masalah itu. Saat divonis dokternya dengan kanker, Lance Armstrong tidak meratapi dirinya dan menyesali diri, tetapi dia justru bangkit dengan kekuatan berlipat. Inilah yang akhirnya membuat dia masih mampu menciptakan enam rekor Tour de France. Coba bandingkan dengan kebanyakan dari kita yang saat menghadapi masalah justru berhenti, mundur, meratapi diri, atau pun menyalahkan orang lain atau bahkan Tuhan.

Ketiga, Lance Armstrong mengingatkan bahwa dalam diri ada kekuatan api motivasi luar biasa yang kadang-kadang tidak kita sadari. Seringkali, dengan berbagai cobaan dan tantangan, justru api itu semakin menyala. Demikianlah rintangan dan cobaan kadang bisa menjadi cara Tuhan 'memberi tahu' betapa mulia dan dahsyatnya kekuatan yang ada pada diri kita. Hal ini seharusnya membuat kita yang normal, sehat, dan memiliki kehidupan bagus, semakin termotivasi. Sayangnya, kadang-kadang ketika segalanya berjalan baik, motivasi kita justru melempem. Memang menjadi pertanyaan kita kalau Lance tidak kena kanker, apakah dia akan enam kali menjadi juara Tour de France.

Mari kita renungkan lagi kalimat Lance yang menarik, "Segalanya mungkin. Anda boleh dibilang berpeluang 90% atau 50% atau pun 1%. Tapi, yang penting Anda harus tetap percaya dan Anda harus tetap berjuang!"

Sumber: Ketika Motivasi Mengalahkan Fisik oleh Anthony Dio Martin

From:resonansi(at)yahoogroups.com

2008-06-03

Kekuatan Pikiran Anda


Kekuatan Pikiran Anda

Manusia memiliki 2 unsur didalam diri yang berperan dalam kehidupannya yaitu unsur fisik dan non fisik. Unsur fisik adalah tubuh anda beserta semua panca inderanya, sedangkan unsur non fisik adalah pikiran anda. Keduanya memiliki peran yang berbeda namun berada di dalam satu bentuk yaitu diri anda. Keduanya tidak dapat berdiri sendiri sehingga saling bergantung. Seperti halnya tubuh tidak akan dapat menjalankan fungsinya tanpa adanya pikiran, begitu juga pikiran tidak dapat terwujud tanpa dibantu oleh tubuh sebagai pelaksananya.

Cara Pikiran Bekerja

Anda mungkin tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri anda adalah hasil dari apa yang ada di pikiran anda. Tubuh anda hanyalah menjalankan perintah dari pikiran yang kemudian akan direspon oleh alam semesta dengan feedback yang sama. Jika anda melakukan sesuatu yang positif, alam semesta akan memberikan feedback yang positif pula. Jika anda melakukan sesuatu yang negatif, maka alam semesta juga akan memberikan feedback yang negatif. Pertanyaannya adalah bagaimana anda bisa melakukan sesuatu yang positif jika perintah yang keluar dari pikiran anda adalah negatif. Tidak mungkin bukan? Dengan kata lain, pikiran lah yang menguasai tubuh.

Saya yakin anda pasti tahu permainan Tetris. Pikiran manusia sama seperti permainan tersebut. Setiap input yang dimasukkan kedalamnya akan membentuk sebuah lapisan yang akan menumpuk terus menerus. Lapisan yang sama akan saling tarik menarik dan akan berkumpul menjadi satu kelompok lapisan. Lapisan-lapisan yang berasal dari input yang negatif akan membentuk kelompok lapisan negatif. Sedangkan lapisan-lapisan yang berasal dari input yang positif akan membentuk kelompok lapisan positif. Setiap input baru yang masuk kedalam pikiran akan makin memperkuat masing-masing kelompok lapisan tersebut sesuai dengan jenisnya. Beberapa input yang membentuk lapisan positif adalah rasa simpati, kebahagiaan, belas kasih, keikhlasan, rasa percaya diri, optimis, keyakinan, konsentrasi. Beberapa input yang membentuk lapisan negatif adalah kemarahan, kebencian, ketakutan, kekhawatiran, kesombongan, iri hati, keegoisan, keputusasaan, mengasihani diri sendiri, rasa bersalah, pesimis, minder.

Nah, sekarang bisakah anda bayangkan bahwa jika anda terlalu banyak memasukkan input negatif ke dalam pikiran, maka kelompok lapisan negatif itulah yang akan mendominasi pikiran anda. Dan karena jenisnya sama, tanpa disadari anda juga sedang menarik semua energi negatif dari alam semesta kedalam diri anda. Oleh sebab itu, janganlah heran jika kemudian kehidupan anda hanya berisi masalah, rintangan, keributan dan kegagalan. Jadi tugas anda adalah memastikan bahwa yang masuk kedalam pikiran anda hanyalah hal-hal yang positif. Bahkan lebih jauh lagi anda perlu memasukkan hal-hal yang optimis ke dalam pikiran anda. Dengan pikiran dan cara pandang yang optimis, segala hal yang anda lakukan akan anda kerjakan dengan positif dan penuh percaya diri. Alhasil, seluruh alam semesta pun akan mendukung anda untuk mewujudkannya. Tanpa sadar, anda sedang menarik semua energi positif yang ada diluar kedalam diri anda. Kalau sudah demikian, keberhasilan dan kesuksesan bukanlah suatu hal yang mustahil.

Menjadi Majikan Dari Pikiran Anda Sendiri

Pikiran manusia sangatlah rapuh dan mudah goyah. Kalau diibaratkan, pikiran kita seperti nyala api lilin ditengah-tengah hembusan angin yang datang dari berbagai arah. Tugas kita adalah menjaga agar nyala api lilin tersebut tidak goyah oleh hembusan angin. Oleh karena itu, pikiran haruslah diperkuat. Memperkuatnya yaitu dengan cara memasukkan hanya hal-hal yang positif secara terus menerus. Seperti halnya tubuh membutuhkan makanan yang bergizi agar bisa tumbuh sehat, begitu juga pikiran membutuhkan hal-hal yang positif sebagai makanannya supaya bisa berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi diri anda. Di sisi lain, seperti halnya racun akan membuat tubuh lemah dan tak bertenaga, begitu juga hal-hal negatif akan membuat pikiran anda menjadi lemah dan tidak dapat memberikan solusi yang baik.

Pikiran yang kuat akan mudah untuk dikendalikan. Seekor anjing yang belum dijinakkan akan menjadi buas, menggigit dan hanya memberikan masalah bagi tuannya. Namun jika sudah dijinakkan, dia tidak hanya akan menjadi anjing penurut tetapi juga berguna untuk membantu dan melindungi tuannya. Begitu juga dengan pikiran, jika anda tidak dapat menjinakkannya maka anda lah yang akan dikendalikannya dan dia hanya akan memberi anda masalah. Namun jika anda sudah dapat menjinakkan dan mengendalikannya, maka pikiran anda akan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang anda hadapi.

Memprogram Ulang Pikiran

Jika anda sudah mengetahui bahwa apa yang anda masukkan di dalam pikiran anda dapat terjadi, bukankah anda ingin memasukkan sesuatu yang ingin anda capai kedalam pikiran anda supaya dapat benar-benar terwujud?

Seorang sahabat saya, Krisnawan Putra, sudah membuktikannya. Setelah beberapa saat refreshing dari kepenatan pekerjaannya, suatu hari saat bangun pagi dia meyakinkan dirinya bahwa hari itu dia akan memulai lagi aktivitasnya dan pasti akan menerima banyak tawaran kerjasama. Sungguh luar biasa hasilnya, sepanjang hari itu 5 proyek langsung mengalir.

Jangan pernah meremehkan kekuatan pikiran anda. Jika anda saat ini tengah depresi dan menganggap diri anda adalah orang yang gagal, hati-hatilah karena pikiran anda akan mewujudkannya menjadi kenyataan. Jika anda saat ini merasa bahwa nasib anda sudah berakhir dan anda tidak bisa keluar dari masalah yang dihadapi, hati-hatilah karena itulah yang akan terjadi pada diri anda. Rubahlah cara anda melihat sesuatu. Tanamkanlah bahwa selalu ada sisi positif dalam setiap kejadian, dan gunakanlah sisi itu. Thomas Alva Edison harus mencoba berkali-kali sampai akhirnya dia berhasil menciptakan lampu. Namun dia tidak pernah mengatakan bahwa dia gagal. Dia selalu mengatakan : "I have not failed. I've just found 10.000 ways that won't work." Saya tidak gagal tetapi justru menemukan 10.000 cara yang tidak benar.

Saya menyarankan anda untuk memprogram ulang pikiran anda mulai dari sekarang. Katakan dan tanamkan di pikiran anda hal-hal yang ingin anda raih. Bayangkan anda telah berhasil melalui masalah yang sedang anda hadapi dan betapa anda merasakan kegembiraannya. Pikirkan hal-hal yang akan anda lakukan ketika semuanya telah ada di genggaman anda. Tanamkan di pikiran bahwa anda saat ini sedang menuju kesana dan akan berhasil. Bila perlu, anda bisa juga menyuarakannya dengan mulut anda sambil membayangkannya. Yang perlu diingat, gunakanlah bentuk kalimat yang positif. Misalnya, katakanlah "Saya adalah orang yang berhasil". Jangan gunakan kalimat "Saya bukan orang yang gagal." Berkacalah di cermin setiap pagi sebelum memulai hari anda, dan katakanlah :

- Tuhan sangat menyayangi saya.
- Hari ini saya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan besar.
- Hari ini saya akan menghasilkan banyak hal baru.
- Saya akan menjadi orang berhasil.
- Saya akan meruntuhkan semua rintangan yang ada.
- Saya akan berhasil melewati semua masalah ini.
- Orang lain makan nasi, saya juga makan nasi. Jadi jika orang lain bisa, saya juga bisa.

Dengan memprogram ulang pikiran anda dengan hal-hal yang positif dan optimis, anda telah menggeser dominasi lapisan-lapisan negatif yang ada didalam pikiran anda. Kemudian, anda akan melihat dan merasakan begitu besar energi positif yang anda tarik disekeliling anda yang akan benar-benar mewujudkan apa yang ingin anda raih.

Written by : Handoko
http://katamataku.blogspot.com

Jangan Salahkan Nasib Anda


Jangan Salahkan Nasib Anda

Manusia memang merupakan suatu makhluk unik dan aneh. Kita cepat menerima suatu penghargaan atas kemenangan yang kita peroleh. Kita cenderung ingin dunia mengetahui tentang kemenangan kita. Memang wajar jika kita menginginkan orang lain melihat ke arah kita karena kemenangan kita, itu sangat manusiawi. Tetapi sebaliknya, manusia juga dengan cepat menyalahkan orang lain untuk setiap kemunduran, kesulitan dan berbagai "bentuk perlawanan" yang terjadi.

Mungkin saja benar, bahwa di dalam dunia yang kompleks ini ada orang lain yang memang merugikan kita. Tetapi sangat benar juga bahwa kita lebih sering merugikan diri kita sendiri. Kita seringkali merugi karena "kekurangan pribadi" kita, mungkin beberapa kesalahan pribadi. Oleh karena itu, sekarang ini cobalah Anda bersikap obyektif! Ingatkanlah diri Anda sendiri, bahwa Anda ingin menjadi sosok manusia sesempurna mungkin secara manusiawi. Coba lihatlah, apakah Anda mempunyai kelemahan yang tidak pernah Anda lihat sebelumnya? Jika Anda terbukti mempunyai kelemahan itu, segeralah bertindak untuk mengoreksinya menjadi lebih baik. Pada umumnya, seringkali orang begitu terbiasa dengan dirinya sendiri; sehingga mereka sering lalai melihat kekurangannya sendiri dan lupa bagaimana cara-cara untuk memperbaiki dirinya.

Saya pribadi, dulu juga punya pandangan keliru terhadap "nasib" saya. Lebih dari 15 tahun lalu, saya seringkali juga "menyalahkan nasib" jika saya gagal dalam memperoleh sesuatu keinginan dan sasaran saya. Sering saya berkata, "Saya tidak mengerti kenapa itu semua, mungkin itu memang sudah menjadi jalannya...". "Memang sepertinya itu sudah nasib saya, suratan takdir saya begitu...". "Sepertinya nasib saya lagi sial tahun ini...". Tetapi itu adalah saya pada saat 15 tahun lalu, yang mungkin saja ada kesamaannya dengan Anda.

Sekarang ini sudah jelas saya telah berubah dalam bersikap terhadap "nasib" ini. Daripada habis energi menyalahkan "nasib", lebih baik Anda "meneliti sebab-sebab kekalahan", "kemunduran" atau "kerugian" yang menimpa Anda, apapun bentuknya. Jika Anda dalam posisi kalah, belajarlah dari kekalahan itu. Kebanyakan orang menjalani kehidupannya untuk menjelaskan keadaan mereka yang "biasa-biasa" saja dengan "nasib sial" atau "nasib buruk" yang mereka alami.

Mereka ini sampai lupa menyadari, bahwa mereka "gagal melihat peluang" untuk bertumbuh lebih besar, lebih kuat, dan lebih percaya diri dalam mengarungi samudra kehidupan selanjutnya, karena selalu menyalahkan nasibnya. Berhentilah menyalahkan nasib. Menyalahkan "nasib" tidak akan pernah membawa Anda ke tempat sasaran tujuan kehidupan yang Anda idam-idamkan. Ketahuilah bahwa Tuhan menciptakan dunia ini dalam bentuk yang seimbang, ada hukum keseimbangan yang harus selalu Anda ingat. Ada hukum sebab-akibat yang mutlak. "Nasib Baik" atau "Nasib Buruk", semuanya merupakan suatu sebab dan akibat sebuah hukum universal sifatnya.

Anda saya ingatkan lagi dengan kisah spektakuler dari Thomas Alva Edison sang Penemu bola lampu pijar itu. Anda tahu berapa kali Edison mencoba membuat agar bola lampu pijarnya bisa menyala? Konon pada percobaan yang ke 10.000 (sepuluh ribu) kali, Edison akhirnya berhasil membuat bola lampu pijarnya "benar-benar berpijar"...menyala terang.

Kalau kita cermati kisah Thomas Alva Edison ini, ada hal yang bisa kita jadikan petik sebagai pelajaran kehidupan, yaitu "ketekunan" dalam percobaan-percobaannya atau "eksperimen". Yah...Thomas Alva Edison benar-benar seorang yang memiliki "ketekunan" dalam "eksperimen" bola lampu pijarnya. Dia selalu melihat "sisi baik" dalam setiap percobaannya yang gagal, dia juga menolak tegas rasa putus asa atau frustasi. Dia juga memiliki keberanian mengkritisi dirinya sendiri secara konstruktif, menyelidiki kesalahan dan kelemahannya untuk kemudian diperbaiki. Edison telah berhasil mempelajari suatu kemunduran untuk melicinkan jalan menuju suatu keberhasilan. Dia berhasil belajar dari "kekalahan" kemudian melanjutkan untuk "menang" pada kesempatan berikutnya. Di dalam Al-Qur'an, Surat Al-Muddatstsir, ayat 37 - 38 juga ada terjemahan sebagai berikut, "(yaitu) bagi siapa saja di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya".

Maju terus. Itulah keputusan yang diambil oleh Thomas Alva Edison, yaitu dia mengambil keputusan tepat untuk maju terus di dalam setiap usahanya menciptakan bola lampu pijar. Apa pun yang yang dialaminya saat proses membuat bola lampu itu, dia tetap bersikukuh untuk melangkah maju terus pantang mundur. Kegagalan yang dialami oleh Edison tersebut, itu hanya bermakna "kegagalan di mata orang lain"; tapi di dalam pandangan Edison, "kegagalan" itu merupakan "kemajuan" yang harus diraihnya sampai bola lampu pijar tersebut akhirnya benar-benar tercipta. Edison sangat meyakini bahwa semua tindakannya menciptakan bola lampu itu adalah tanggung jawab pribadinya, dan dia memutuskan untuk mengambil tanggung jawab tersebut. Sikap seperti inilah yang dimaksudkan oleh ayat suci Al-Qur'an di atas. Manusia bebas untuk berkehendak, mau maju atau mau mundur, itu terserah Anda, Allah tidak akan ikut "campur tangan" di awal Anda mengambil keputusan itu.

Saya akan coba membuatkan sebuah "resume" kisah Thomas Alva Edison di atas tersebut, yang bisa Anda gunakan sebagai acuan bagaimana sebaiknya bersikap terhadap "nasib". Oleh karena perbedaan antara "keberhasilan" dan "kegagalan", dapat ditemukan pada sikap dan respons orang terhadap suatu kemunduran, keputusasaan, kesengsaraan, kesulitan dan berbagai situasi lainnya yang jelas-jelas mengecewakan.

Begini...dari kisah Penemu bola lampu pijar itu, kita bisa mengambil beberapa pedoman untuk Anda jadikan pegangan dalam membantu Anda MENGUBAH KEKALAHAN MENJADI KEMENANGAN, yaitu: menggabungkan sifat ketekunan dengan eksperimen; memiliki "keberanian mengkritisi diri sendiri secara konstruktif", dan "mempelajari kemunduran untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan"; selalu melihat "sisi baik" dalam setiap situasi apapun; dan "berhenti menyalahkan nasib". Selalu ingatlah, bahwa nasib itu ada di tangan manusia itu sendiri, Tuhan tidak akan mengubah nasib Anda, sebelum Anda mau melakukan tindakan untuk mengubah nasib Anda lebih dulu.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano
http://wuryanano.blogspot.com

Bahagia ada pada Jiwa Yang Bersyukur


Bahagia ada pada Jiwa Yang Bersyukur

Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya?

Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, "Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal.

Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha.

Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Tips dan Trik

Search This Blog