2007-07-31

Gagal Adalah Sebuah Keputusan! Benarkah?


Gagal Adalah Sebuah Keputusan! Benarkah?

Pernahkah Anda mengalami, dimana hasil dari usaha Anda tidak sesuai dengan harapan Anda. Pasti pernah. Saya juga pernah. Hal ini mungkin sangat biasa bagi para pebisnis. Target telah ditetapkan, strategi telah dipikirkan masak-masak, rencana telah disusun, dan tindakan pun telah dilakukan. Namun hasilnya? Ternyata tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau hasilnya sama atau melebihi yang kita harapkan tentu tidak apa-apa, tapi kalau jauh dibawah yang kita harapkan, terkadang membuat kita berpikir, yah ... gagal deh.

Tapi sesungguhnya apakah gagal itu? Saya jadi teringat sebuah cerita. Anda mungkin pernah mendengarnya dari orang lain. Tapi tidak apa-apa, saya ulang saja. Ini tentang seorang dukun Indian tua yang terkenal sangat sukses. Seperti Anda tahu, tugas utama dukun Indian adalah melakukan tarian memanggil hujan. Tidak setiap kali dukun Indian menari akan terjadi hujan, makanya tingkat keberhasilan dukun Indian diukur dari berapa kali hujan terjadi dibanding berapa kali dia menari.

Nah, dukun Indian kita ini tingkat keberhasilannya mencapai 100%. Setiap kali dia menari, pasti terjadi hujan. Sementara tingkat keberhasilan dukun Indian lain, rata2 hanya 50% s/d 60%. Berita kehebatan sang dukun tua tadi sampai ke telinga seorang dukun muda yang sangat berbakat. Dukun muda ini penasaran karena tingkat keberhasilannya baru 70%. Jadi rata2 dari 10 kali dia menari, tujuh kali berhasil terjadi hujan. Penasaran, dukun muda ini pun memutuskan untuk "apprentice" kepada dukun tua.

Dipelajarinya setiap langkah, gerak, dan mantra yang diucapkan si dukun tua. Dukun muda pun melakukan duplikasi. Bahkan tidak berani ATM 'Amati Tiru Modifikasi', tapi ATP - Amati Tiru Persis. Hingga dukun muda pun puas karena sudah bisa menduplikasi tarian pemanggil hujan milik dukun tua. Dukun muda pun kembali ke kampung nya.

Namun, setelah menerapkan seluruh ilmu dukun tua, ternyata tingkat keberhasilannya hanya naik sedikit menjadi 75% masih jauh dari 100%. Dukun muda pun kembali ke kampung dukun tua untuk protes, karena pasti masih ada rahasia yang disembunyikan. Dukun muda pun mendemonstrasikan tarian nya di depan dukun tua.

Dukun tua setelah mengamati mengkonfirm bahwa tarian dan mantra2 dukun muda sudah betul dan tidak ada yg salah. Dukun muda pun semakin bingung, apa perbedaan antara dia dan dukun tua. Dukun muda pun pamit pulang.

Sesaat sebelum dukun muda meninggalkan tenda, dengan mengisap pipa rokoknya dukun tua berkata: "Oh ya, sudahkah aku katakan, bahwa setiap aku menari, aku tidak pernah berhenti hingga hujan datang?" Ya. Tidak pernah berhenti! Itulah perbedaan antara sang dukun yang sukses 100% dengan yang lain.

Keputusan untuk berhenti, atau terus, itulah rupanya gerbang yang membedakan antara keberhasilan dan kegagalan. Ketika Anda menghadapi bahwa hasil yang Anda harapkan tidak sesuai rencana Anda, ada dua pilihan bagi Anda:

- Berhenti, dan mendeklarasikan kegagalan, atau
- Menganggap hasil tadi sebagai feedback untuk merevisi strategi Anda, dan Anda mencoba kembali dengan strategi baru.

Jika Anda memilih gagal, maka pilihan pertama dapat Anda ambil. Sementara orang-orang yang tidak pernah gagal, akan memilih pilihan kedua. Mereka menjadikan hasil yg tidak sesuai harapan tadi sebagai masukan, menyusun strategi baru, dan mencoba kembali. Kalau hasilnya masih tidak sesuai, strategi kembali dirumuskan ulang, dan tindakan baru diambil. Demikian berulang-ulang. Hingga "turun hujan". Jadi gagal, dan juga berhasil, adalah sebuah keputusan. Terserah Anda.

Sumber: disini

Menambah Kualitas Diri


Menambah Kualitas Diri

Tidak bisa tidak, jika Anda ingin terus mencetak keberhasilan, Anda wajib menambah kualitas diri dengan memanfaatkan menit demi mnit dari waktu Anda. Saran di bawah ini berguna bagi Anda yang ingin melakukannya:

* Ikuti informasi terbaru

Jangan lewatkan waktu senggang Anda dengan melamun atau berkhayal yang bukan-bukan, lebih baik Anda manfaatkan waktu itu untuk melahap berbagai informasi terbaru. Toh, sumber informasi belakangan ini semakin beragam. Anda bisa mendapatkan informasi terkini dari surat kabar, tabloid, majalah, internet, radio, televisi, dll. Dengan mengikutinya, paling tidak wawasan Anda akan terus bertambah. Sehingga Anda nggak ketinggalan berita!

* Contohlah orang-orang yang sukses

Konon, figur atau tokoh orang-orang sukses bisa menjadi sumber inspirasi Anda untuk mencapai keberhasilan. Ketahuilah motto, motivasi hidup, dan cara-cara mereka dalam meraih sukses. Siapa tau hal itu bisa menambah semangat Anda untuk sukses. Atau tak perlu jauh-jauh, perhatikan daftar orang-orang berhasil di lingkungan kantor Anda. Cari tau, apa yang membuatnya berhasil. Kemudian rencanakan langkah untuk masuk dalam daftar orang-orang yang berhasil.

* Rencanakan penambahan ketrampilan

Buatlah daftar keahlian dan ketrampilan yang sudah Anda kuasai dan mana yang belum. Kemudian buatlah rencana untuk menguasai ketrampilan yang belum Anda miliki. Antara lain Anda bisa mengikuti kursus, seminar, kelompok diskusi, atau mungkin sekolah lagi. Tapi ingat, ikuti itu semua dengan serius, jangan setengah-setengah.

* Bersaing sehat

Bersainglah secara sehat di kantor Anda. Jika ada rekan yang lebih berhasil dari Anda, jangan iri dan menjadikannya musuh. Justru sebaliknya, ia bisa menjadi cambuk agar Anda bisa menandingi kesuksesannya dengan cara-cara yang positif. Kalau perlu, Anda bisa menjadikannya teman diskusi atau sharing tentang langkah menuju keberhasilan.

Pada dasarnya, kemauan yang kuat dari dalam diri Anda untuk terus menambah bobot dan kualitas diri akan mendukung tercapainya kesuksesan itu. Maka, lakukanlah dengan niat tulus dan sungguh-sungguh. Sehingga Anda mampu menembus persaingan yang belakangan ini semakin mengerikan. Ingat, tak ada orang yang lebih bodoh selain orang yang tak menyadari kekurangannya. Sukses untuk Anda...!

Sumber: Kutipan dari Astaga dot com untuk Anda

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup


4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti 'The Double dan Notes of The Dead'. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. 'A Comrade Paper Blanket' menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

2007-07-06

Teori Jendela dan Cermin


Teori Jendela dan Cermin

posted by : resonansi_2002(at)yahoo.co.uk

"You are either living in the problem or you are living in the solution. – Anda hidup dengan persoalan dan solusi itu sendiri."
~ Bob Proctor

Nasihat tentang hidup dalam solusi tercermin dalam teori jendela dan cermin. Kedua benda tersebut memiliki makna tersendiri sebagai solusi kehidupan yang luar biasa. Keduanya merupakan cara untuk menghadapi manis dan pahit getir kehidupan menjadi solusi mendapatkan dan menikmati keindahannya.

Contoh, kita sedang memiliki penghasilan besar, posisi dalam pekerjaan cukup kuat dan mapan, keluarga yang menyenangkan, memiliki investasi besar dan menguntungkan, dan lain sebagainya. Terlebih pada saat yang sama, semua kendali bisnis berjalan cukup baik dan lancar. Tak hanya itu, kita juga menerima pujian dan tepukan kekaguman dari orang-orang di sekeliling kehidupan kita.

Semua itu benar-benar menempatkan kita di puncak kesuksesan, dimana kita diperlakukan seakan-akan seorang raja dan memiliki segala yang diinginkan sebagian besar manusia di muka bumi ini. Tetapi tak jarang pada posisi demikian kita menjadi sombong dan merasa paling hebat. Kita mulai melupakan asal-usul dan peran orang-orang yang selama ini sangat berjasa.

Padahal menyombongkan diri hanyalah membuat kita kehilangan makna hidup. Sebelum hal itu terjadi pada kita, cepat-cepatlah membuka pintu jendela. Dari jendela tersebut kita akan segera melihat alam yang terbentang luas atau bintang yang terlihat gemerlap meski letaknya jauh di angkasa. Sedangkan diri kita begitu kecil dibandingkan dengan keberadaan mereka. Diri kita terlalu tak berarti dibandingkan kekuasaan Tuhan YME yang dapat kita lihat dari kemegahan alam semesta dan gemerlap bintang di angkasa ciptaan-Nya.

Itulah saat yang paling tepat untuk menyadari tak satu pun dalam diri kita yang layak untuk disombongkan. Tindakan tersebut setidaknya akan membantu kita merendahkan hati dan segera bersyukur kepada Tuhan YME serta menghargai orang-orang yang telah berjasa atas segala kesuksesan yang kita miliki entah dalam bentuk doa, surat, bantuan dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, langkah tersebut juga akan mendorong kita untuk lebih memperluas wawasan hidup.

Sebaliknya, bila kita sedang tak bersemangat, karena semua usaha gagal atau tantangannya terlalu sulit, maka kita melihat kehidupan ini gelap tak berarti dan sangat menyakitkan. Kita mulai menyalahkan orang lain. Bukannya sibuk berusaha lebih keras, tetapi kita akan cenderung sibuk mencari kesalahan orang lain.

Sebelum bersikap negatif saat kita menghadapi kenyataan hidup yang pahit, segeralah mengambil sebuah cermin dan memandang sesosok manusia di dalamnya. Bila kita memandangnya lebih seksama, dialah orang yang paling penting dalam kehidupan kita. Dialah orang yang paling bertanggung jawab menciptakan segala kebaikan maupun keburukan, suka maupun duka dalam kehidupan kita.

Dengan bercermin selain melihat kelebihan, diri kita juga akan melihat kesalahan dan kebodohan yang selama ini kita lakukan. Bila kita mampu menertawakan kesalahan dan kebodohan diri sendiri, maka hal itu akan menjadi semangat hidup. "It is a great art to laught at your own misfortune. Seni yang paling bernilai adalah menertawakan ketidakberuntungan diri sendiri," sebut sebuah pepatah bijak.

Contoh ketika kita berkaca, lalu melihat ada yang tidak beres dengan letak kancing pakaian yang kita kenakan. Maka kita akan segera membetulkan posisi tersebut. Sama seperti bila kita `berkaca' dalam arti introspeksi diri, tindakan tersebut akan memberikan manfaat yang luar biasa jika diikuti dengan upaya nyata memperbaiki kualitas dan sikap diri.

Teori jendela dan cermin mengungkap bagaimana menjadikan faktor kelebihan maupun kekurangan sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mendapatkan pelajaran kehidupan. Konsep dalam teori jendela dan cermin mengajari kita bertindak konstruktif dan berpikir positif atas berbagai macam situasi yang kita harus hadapi. Teori tersebut menginspirasi kita mulai menghitung efektifitas waktu yang telah kita gunakan untuk berbuat kebaikan dan mulai menentukan skala prioritas serta menciptakan kebiasaan yang positif. Karena kehidupan ini terlalu indah dan berharga untuk kita salah gunakan atau bahkan kita sia-siakan.[ aho]

Sumber: Teori Jendela dan Cermin oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah motivator, pengusaha, dan penulis buku best seller

2007-07-04

Pohon Kebaikan


Pohon Kebaikan

KotaSantri.com : Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, bersama beberapa teman sepulang sekolah saya menyempatkan diri mencari bibit tanaman di kebun liar. Biasanya, saya pulang membawa beberapa tanaman untuk kemudian di tanam di halaman depan rumah. Entah itu pohon mangga, jambu, rambutan, atau lainnya. Meski dengan rajin saya merawatnya, memagarinya dengan potongan bambu agar tak terusik unggas, menyiraminya setiap pagi dan sore, namun masih saja ada pohon yang mati.

Saya pun berkesimpulan, saya harus menanam lebih banyak pohon sehingga lebih besar peluang saya mendapatkan hasilnya nanti. Jadi, meski ada satu dua pohon yang mati, saya tak perlu khawatir karena masih ada banyak pohon lain yang saya tanam bisa tumbuh subur.

Alhamdulillah, beberapa tahun kemudian saya bisa menikmati hasilnya. Pohon mangga yang saya tanam, tumbuh besar dan berbuah. Begitu pula dengan pohon jambu, rambutan, dan pepaya. Sungguh saya bahagia menyaksikan hasil dari apa yang pernah saya tanam dahulu. Merupakan kepuasan tersendiri bisa menikmati manisnya buah-buahan yang saya tanam sendiri.

Tidak puas sampai di situ, saya juga sering meminta izin kepada para tetangga untuk menamam bibit pohon yang saya temui dari hasil pencarian di kebun liar. Dan beberapa tahun kemudian, seperti halnya pohon yang saya tanam di halaman rumah sendiri, pohon-pohon di halaman rumah tetangga pun tumbuh subur dan berbuah. Apa yang saya dapat? Setiap kali pohon-pohon di rumah tetangga itu berbuah, saya diperkenankan untuk ikut menikmatinya. "Ini kah hasil yang kamu tanam dulu, nak," ujar mereka.

Ah, alam telah sekian lama mengajarkan kepada manusia, apa pun yang kita tanam, benih apa pun yang kita tebar, akan tumbuh sesuai dengan benihnya. Jika pohon mangga yang kita tanam, maka ia akan berbuah mangga. Tak pernah pohon jambu berbuah selain jambu, begitu juga dengan rambutan atau pohon lainnya yang kita tanam. Mengagumkan, kita hanya menanam sebiji mangga di halaman rumah, tapi kemudian kita bisa menikmatinya terus menerus, bahkan tidak terbilang jumlahnya.

Alam memberi hikmah, siapa pun manusia yang menebar benih dan menanam pohon kebaikan, maka kelak ia akan menuai teramat banyak kebaikan, meski hanya satu kebaikan yang ditanamnya dahulu. Dan karena kebaikan demi kebaikan juga kita tanam di banyak tempat, kelak sampai kapan pun dan kemana pun kita melangkah, kita kan menuai kebaikan. Ini hasil dari apa yang pernah kita tebar sebelumnya.

Namun, setiap manusia yang menebar benih kejahatan pun kelak kan menuai kerugian maupun kejahatan yang sama. Anda pernah menghina orang, jangan kaget jika suatu ketika Anda dipermalukan oleh orang lain. Sebanyak apa pun keburukan yang pernah Anda tebar sebelumnya, pasti kelak Anda kan menuai keburukan di suatu hari. Meski semua itu Anda dapatkan dalam rangka membersihkan diri Anda.

Hmm, kalaulah saya bisa menikmati manisnya buah dari pohon-pohon yang saya tanam dahulu. Pastilah kelak saya bisa menikmati indahnya kebaikan dan keberuntungan dari benih kebaikan yang saya tebar dan tanam hari ini. Semakin banyak yang saya tebar, semakin banyak pula yang kan saya peroleh. Mahasuci Allah.

"Fa maadza ba'da-lhaqq, illa-dl_dlalaal" Leo ImanovAbdu-lLahAllahsSlave

Sumber: Bayu Gawtama

Saya Tidak Bisa


Saya Tidak Bisa

Oleh Rahmat*

"Saya tidak bisa."
"Saya tidak berbakat."
"Saya hanya orang biasa."

Itulah dalih-dalih yang sering muncul saat seseorang diajak melakukan sesuatu hal yang agak berat atau menantang. Berdalih adalah salah satu ciri dari orang yang hidup di bawah garis. Dalih ini muncul jika seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri, sehingga ia merasa akan gagal jika melakukannya.

Dalih ini dikatakan karena mereka tidak mau repot-repot mencoba, mereka menyabotase kesempatan mereka sendiri untuk sukses bahkan sebelum mereka memulai. Mereka menipu dan meremehkan diri sendiri dengan memberikan tanggapan seperti itu. Mereka mungkin tidak akan gagal, tetapi mereka pasti tidak akan berhasil.

Jika Anda pernah membaca biografi orang-orang yang dikatakan "berbakat" itu, Anda akan melihat bahwa hidup mereka dipenuhi dengan belajar dan latihan serta kemauan mencoba terus-menerus dengan diiringi oleh kegagalan-kegagalan. Atlit-atlit piala Thomas dan Uber yang beberapa waktu lalu gagal, hidupnya dipenuhi oleh dedikasi tinggi terhadap latihan. Hampir tiap hari dan hampir seharian mereka berlatih. Meskipun demikian mereka masih gagal, apa lagi jika tidak berlatih.

Andrias Harefa adalah orang yang berbakat dalam menulis. Buku dan artikelnya begitu banyak dan bahkan beberapa buku dia menjadi best seller. Tetapi Anda tahu bagaimana dia bisa menulis dengan hebat? Dia begitu lahap dalam membaca buku dan sering menulis, dan tidak sedikit tulisannnya yang ditolak media masa.

Oleh karena itu, jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar, dan berlatih.

*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami.

Tips dan Trik

Search This Blog