2012-05-31

Berhaji Tanpa Pahala


Di akhir zaman ramai orang

Pergi Haji tiada pahala

Bahkan apa yang mereka dapat

Ialah dosa-dosa….

(Senandung NAsyid Nada Murni)

Seorang Laki-laki mengunjungi Bisyr Ibn al-Harits untuk berpamitan haji. Ia berkata,”Aku berniat pergi haji, adakah sesuatu yang hendak Anda perintahkan kepadaku untuk dikerjakan?”

“Berapa banyak yang Anda sediakan untuk bekal?” Tanya Bisyr.

“Dua Ribu dirham.”

“Apa yang menjadi tujuan Anda berangkat haji kali ini? Apakah karena zuhud terhadap dunia, atau untuk melepas kerinduan kepada Baitullah, ataukah demi meraih keridhaan-Nya?

“Demi meraih ridha ALLAH,” kata laki-laki itu mantap.

“sekiranya Anda dapat meraih keridhaan ALLAH, sementara anda tetap tinggal di rumah Anda, dengan menginfakkan dua ribu dirham dan anda merasa yakin akan meraihnya, apakah Anda bersedia melakukannya ?” Tanya Bisyr.

“Ya.”

“Kalau begitu, pergilah dan berikanlah uang Anda itu untuk menolong sepuluh jiwa; seorang yang terbebani hutang, agar ia membayar hutangnya dengan harta yang engkau berikan; seorang miskin, agar ia dapat memperbaiki keadaannya; seorang kepala keluarga yang dibebani banyak anak; dan seorang pengasuh anak yatim, agar dapat menggembirakan si yatim yang diasuhnya. Sekiranya hati anda cukup kuat untuk memberikan uang itu kepada satu orang saja diantara mereka lakukanlah! Sungguh perbuatan anda mendatangkan kegembiraan di hati seorang muslim, menolong orang yang dalam penderitaan, membantunya keluar dari kesusahannya dan menolong orang yang lemah; semua itu jauh lebih utama daripada ibadah haji seratus kali, setelah hajjatul Islam (haji yang diwajibkan sekali seumur hidup).”

Bisyr Ibn al-Harits kemudian berkata,” kini pergilah dan infakkan uang bekal anda itu, sebagaimana yang telah kuperintahkan kepada Anda. Atau kalau tidak ungkapkan isi hati Anda sekarang juga!.”

Laki-laki itu termenung sebentar, lalu berkata,” Wahai Abu Nashr (panggilan Bisyr Ibn al-Harits) niat kepergian berhaji tetap lebih kuat dalam hatiku.”

Mendengar jawaban itu, Bisyr tersenyum dan berkata kepadanya,”Memang apabila harta diperoleh melalui kotoran perdagangan atau syubhat, tertariklah hati untuk memenuhi keinginan hawa nafsu, dengan menampakkan dan menonjolkan amal-amal saleh (agar dapat diketahui oleh orang banyak). Sedangkan ALLAH SWT telah bersumpah demi diri-Nya sendiri, bahwa Ia tidak akan menerima amalan selain amalan orang-orang yang bertakwa.”

Seperti laki-laki yang datang menemui Bisyr Ibn al-Harits, banyak diantara kita yang berulangkali menunaikan ibadah haji setelah Hajjatul-Islam,padahal tidak ada alasan syar’i. mereka berangkat haji bukanlah mencari ridha ALLAH, tetapi hanya untuk mengobati jiwanya yang gersang. Mereka ingin mendapatkan pengalaman eksotis dengan menangis di tanah suci, lalu mengira bahwa yang demikian itu merupakan pencerahan ruhani. Mereka menghabiskan uang yang sangat besar jumlahnya, sementara banyak urusan kaum muslimin yang tidak bisa berjalan karena tak ada dana yang bisa menopang. Lebih mengenaskan lagi, ada yang menunaikan Hajjatul-Islam, tetapi sebenarnya mereka belum terkenai kewajiban. Mereka berangkat ke tanah suci, tetapi tangannya terkotori oleh harta yang sebenarnya merupakan hak dari orang-orang yang menjadi tanggungannya, misalnya orangtuanya yang miskin. Alhasil ia berangkat ke tanah suci dengan airmata, bukan karena haru, tetapi airmata kesedihan pengantarnya karena ada yang terbengkalai, tidak terurusi. Mereka inilah yang menangis di tanah suci, tetapi kembali dengan jiwa yang gersang dan hati yang kosong.

Saya teringat dengan Ibnu Mas’ud RA , sahabat Nabi SAW ini pernah berkata,”DI akhir zaman akan bertambah banyak orang pergi haji tanpa sebab tertentu. Perjalanan kesana sangat dimudahkan bagi mereka, dan rezeki mereka pun dilapangkan, namun mereka pulang dari sana dalam keadaan kosong dari pahala dan terlepas dari kebaikan, dan adakalanya seorang dari mereka diperosokkan oleh ontanya di padang pasir dan belantara, sementara tetangganya sendiri dalam kesusahan, tidak diberinya pertolongan.”


Membuka Jalan Kesurga, Menyempurnakan Nikmat Mmenuju Hidup Penuh Rahmat

Mohammad Fauzil Adhim

Pustaka Inti Oktober 2004

2012-05-29

Kenali Bakat anda


2012-05-27

Keren ? kata siapa??


Malam itu, pulang dari shift malam, sekitar jam 11 malam.
Keinginan untuk segera sampai ke rumah membuatku memacu motorku dengan kencangnya.
Namun tiba-tiba aku dikejutkan dengan munculnya cahaya lampu putih motor didepan-ku, secara reflek segera kuinjak rem motor-untung tidak terjatuh!!. namun aku cukup kaget bercampur kesal, karena ternyata motor yang kukira bergerak menujuku ternyata lampu rem sebuah motor-yang kebetulan lampu malamnya koit- berwarna putih karena mika lampunya diganti oleh empu-nya menjadi putih!
Mungkin kita sering menjumpai banyak motor yang di"modifikasi", ada yang di"ceper"-in, dijangkungin, digendutin, dikurusin, atawa lain sebagainya.
Atas nama kreatifitas dan "kepuasan" berbagai cara dilakukan dengan tidak mengeluarkan biaya yang sedikit bahkan jutaa-n rupiah keluar, tentunya tidak ada masalah dengan hal tersebut selama masih dalam batasan standar dan tidak mengganggu atau membahayakan.
Seperti kasus diatas, terkadang modifikasi tersebut tidak memikirkan efek bagi orang lain, lampu rem yang diubah menjadi putih selain tidak memenuhi standar keselamatan juga sangat mengganggu orang yang berada di belakangnya.
Mungkin sebagian kita masih mengganggap itu adalah hal yang keren, cool, atau kita tidak peduli sama sekali, tetapi perlu diingat bahwa hal tersebut dapat mencelakaan orang lain.
Ketika tindakan yang kita lakukan membuat orang lain tidak nyaman dan kita tidak peduli dengan hal tersebut maka ada penyakit dalam hati kita, yang mana salah satu penyebab penghalang sebuah kesuksesan. Karena ketika kita ingin dihargai oleh orang lain maka yang pertama kita lakukan adalah menghargai orang lain.
Banyak hal yang mungkin kita sadari atau tidak, seringkali tindakan kita membuat orang sekeliling kita menjadi tidak nyaman, maka sifat itu akan mendasari setiap tindakan kita sehingga kita menjadi sebuah pribadi yang tidak disukai, pribadi yang tidak peduli dengan perasaan orang lain.
Seperti merokok di tempat umum dan tidak peduli dengan asapnya, mengubah knalpot bersuara meraung-raung yang membuat bangun bayi tetangga, atau mengirim e-mail spam yang membuat jengkel penerimanya.
So, mulai dari sekarang posisikan kita menjadi orang lain terhadap tindakan kita, sukakah kita? terganggukah kita? maka dengan cara tersebut kita mampu menjadi pribadi yang disukai dan tentunya sebuah kesuksesan akan dengan mudah kita gapai.

2012-05-25

Laskar Pelangi


Laskar Pelangi, kata itu sekarang menjadi buah bibir di hampir semua kalangan, novel fenomenal  karya Andre Hirata itu kembali mehentak penggemarnya lewat film layar lebarnya yang sukses di pasaran.
Sebenarnya apakah yang menarik dari cerita tersebut, mungkin bagi yang belum pernah membaca novelnya juga belum melihat filmnya akan bertanya-tanya, jawabannya ya silahkan lihat filmnya.
Ada begitu banyak pelajaran yang diberikan oleh kisah Laskar Pelangi ini, sebuah kisah motivasi yang luar biasa, yaitu bagaimana cerita mengenai sebuah kekurangan menjadi sebuah peluang menuju sebuah kesuksesan.
Cerita masa lalu penulis novel itu yang mengilhaminya dan memotivasinya untuk menjadi "orang luar biasa" seperti istilah from zero to hero.
Kita lihat bagaimana semangat guru-guru SD Muhammadiyah Gentong Belitong dengan keterbatasan yang ada namun semangat  dan motivasi mereka untuk tetap menjadikan SD tersebut sebagai sarana pendidikan budi pekerti bagi siswa-siswanya.
Kekurangan Harun yang memiliki keterbelakangan mental justru menyelamatkan sekolah tersebut dari penutupan, terkadang  sebuah kekurangan menjadikan sesuatu menjadi sempurna.
Ketika acara Festival Kemerdekaan, dengan keterbatasan yang ada justru membuat mereka menjadi lebih kreatif dan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, disinilah kita dituntut melihat positif sebuah kekurangan ataupun sebuah kesulitan menjadi pelecut kita, melatih kita untuk menjadikannya sebuah jalan menuju kesuksesan.
Begitu banyak kisah inspiratif yang terkandung di dalam cerita Laskar Pelangi, menjadikannya sebuah tontonan yang "layak dikonsumsi" ditengah perfilman kita yang dipenuhi seks dan mistik serta glamouritas.
Meskipun tidak semua isi novel tersebut tertuang di Film layar lebarnya, namun isi dari film itu mampu menggugah kita semua bahwa berpikir positif dan motivasi yang tinggi merupakan modal awal dari sebuah perjuangan karena dengannya segala rintangan dan kekurangan akan berubah menjadi sebuah jalan menuju kesuksesan.
Salut untuk Andre Hirata!

Tips dan Trik

Search This Blog